Memberitakan Palestina, Suriah dan Mesir
Pada akhirnya air mata yang mengucur deras adalah untuk diri saya sendiri. What have i done? Where do i put my ultimate strength in? Di mana saya letakkan perjuangan dan pengorbanan paling besar? Sudahkah untuk Allah? Menegakkan laa ilaaha illallah? Pada hal apa saya tahankan kesakitan seperti serpihan bom yang dicabut dari sekujur tubuh bocah Suriah ini sambil meneriakkan nama Allah?
Pagi ini adalah sebuah nikmat. Ketika hidup saya tak pernah lagi sama. Dan Allah adalah sebaik-baiknya pemberi pertolongan dan pelipur lara.
Pejaten, 12 April 2014
: dalam doa untuk saudara-saudaraku yang tengah berjihad fissabililllah
Comments
Post a Comment