Hajj Series Part 10: Berangkat!

It's Ella, my hajj sister. I wore black :)

Yaa Rabb, di tanah seperti inilah Kau tempatkan Ibrahim dan Hajar yang membawa bayi Ismail, ‘alaihimussalam. Di alam yang tidak ada apapun selain pasir panas mematikan, tak ada selembar daun pun mampu hidup, tak ada warna lain selain warna pasir.

Sebelum masuk ke episode “Di Tanah Suci”, saya memerlukan diri untuk mencatat beberapa hal di sini, karena cukup life changing dan juga karena saya norak. Maklum, baru pertama kali berangkat haji.

Ada “Money Changer Keliling” di Asrama Haji

Jangan takut kalau gak sempet tukar riyal. Ada money changer dadakan di asrama haji, khusus tukar Rupiah ke Riyal.

Gak cuma itu sih, banyak yang jual keperluan haji lainnya, termasuk batik haji yang siap pakai. Pedagang Indonesia memang gak ada matinya!

Asrama Haji Punya Bandara Mini!

Nah, ini nih highlightnya. Jadi di hari keberangkatan, kita akan dipersilakan untuk menuju “gate” dengan bagasi cabin masing-masing (semua koper sudah duluan dikumpulkan 3 hari jelang masuk asrama). Dari sini, dimulailah setting bandara mini.

Kami dibariskan melalui mesin X-ray, satu persatu masuk ke dalam “boarding room”. Boarding room ini plek ketiplek persis kayak di bandara, sampai langit-langitnya yang tuinggi, jenis bangku dan bentuk gatenya. Vibenya betul-betul serupa.

Lalu satu persatu dipanggil untuk keluar melalui “gate” di sisi berlawanan dengan arah masuk, di mana “bus-bus bandara” sudah menunggu. Satu persatu calon jamaah haji masuk ke bus, lalu bus pun melaju membelah dinginnya pagi. Saya tertidur sepanjang jalan, bangun-bangun bus sudah sampai di.. parkiran pesawat! Rupanya bus bukan ke terminal, tapi langsung ke samping pesawat! Pesawat Saudia Airlines sudah menanti!

So kereeeen!

Gini kali ya rasanya kalo punya jet pribadi!

Gurun Pasir Sejauh Mata Memandang

Baru berasa ada di negeri gurun itu adalah ketika melihat ke layar personal TV. Ketika layar memperlihatkan posisi pesawat dan apa yang ada di bawah kami. Selama berjam-jam tidak terlihat apapun selain.. gurun pasir. Tidak ada hijau-hijau hutan, biru-biru laut atau garis sungai. Gurun pasir.. gurun pasir.. gurun pasir, bagai tak ada ujungnya.

Yaa Rabb, di tanah seperti inilah Kau tempatkan Ibrahim dan Hajar yang membawa bayi Ismail ‘alaihimissalam. Di alam yang tidak apapun selain pasir panas mematikan. Di tempat di mana tak ada selembar daun pun mampu hidup. Tidak ada warna lain selain warna pasir. Man, napak tilas ini getarnya terasa mulai dari sini, di atas pesawat already! Ngeri, sungguh. In a good way.

Next post..

I found a few videos in my haramayn photo folders, so, not only I will post some writings I did in the holy land, I will be posting videos as well, insyaAllah. I’m excited!


<<< Previous Post: My Personal Preparation

Next Post: In the Holy Land! And What I Wrote While I Was There

Comments

Popular Posts