Hajj Series Part 11A: In The Holy Land - Important Advice!
Di bagian ini saya copy paste sebagian advice yang saya berikan di postingan tentang preparation (see: My Personal Preparation & Some Profound Advice) dengan sedikit tambahan cerita while in the holy land. Just in case you missed it.
Yes, sepenting itu.
Rencanakan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah sebanyak mungkin.
Termasuk gua Hira. Naiklah ke Jabal Nur dan hayati bagaimana Khadijah r.a. mendakinya tiap hari untuk mengantarkan makanan nabi. Rasakan kegundahan nabi memandangi kota mekkah dari ketinggian dan bersusah hati memikirkan masyarakatnya yang semakin jauh dari tauhid. Jabal Tsur (meski hanya dari kejauhan), lihatlah betapa tinggi dan berbatu! Nabi dan abu bakar bersembunyi di sana dan Abu Bakr Ashshiddiq r.a. merelakan dirinya digigit hewan beracun. Pikirkan bagaimana Asma' binti Abu Bakr mendakinya tiap hari untuk mengantar makanan dalam keadaan hamil! Jangan pedulikan jika ada yang mencoba mematikan semangatmu mendaki Jabal Nur mengunjungi gua Hiro. Jika kita bisa bersemangat naik ke Bromo atau mendaki gunung-gunung di Nusantara, seharusnya melihat gua hiro jauh lebih semangat lagi.
Setelah itu, setiap kali beliau memberikan tausiyah kepada groupnya, saya selalu ikutan nguping, ahahaha.. Hingga suatu siang, saya panggil teman-teman untuk ikut juga mendengar tausiyah beliau. Kami bergabung melingkar bersama jama'ah Aisyiyah. Sesudahnya, kami hampiri beliau dan bertanya tentang berbagai hal. Sampai-sampai beliau heran, "Siapa kalian ini?" Hahaha.. masyaAllah, kami lupa memperkenalkan diri! Main ngikut aja tausiyah orang :D Kami pun memperkenalkan diri dan saya bahagia sekali, akhirnya bisa berkenalan secara resmi, setelah sebelumnya sembunyi-sembunyi, hahaha.
Bottom line, naiklah ke gua Hira. Kamu tidak akan menyesal.
Tempat ini tidak banyak yang tahu. Bahkan muthawif kami yang tinggal di Makkah pun tidak tahu. Tiap saya bertanya ke teman yang sudah pergi umroh, gak ada yang tahu. Anak-anak di group Siroh Community pun cuma 1 orang yang tahu! Padahal sejarahnya sebagai jalur kereta api pertama Makkah-Madinah, sungguh sangat penting. Baru ada jalur kereta lagi di abad 21!
Jangan lupa kunjungi Stasiun Hijaaz di Madinah
Sebuah Stasiun Kereta nan indah dan artistik peninggalan kekhalifahan Turki Utsmany yang dulu melayani jalur Makkah-Madinah. Stasiun itu kini dijadikan museum yang menyimpan jejak kejayaan kekhalifahan Turki Utsmany. Ada replika busur panah Saad bin Abi Waqash, ada dokumentasi foto-foto pembangunan infrastruktur jaman Turki Utsmany yang mencengangkan.
Tempat ini tidak banyak yang tahu. Bahkan muthawif kami yang tinggal di Makkah pun tidak tahu. Tiap saya bertanya ke teman yang sudah pergi umroh, gak ada yang tahu. Anak-anak di group Siroh Community pun cuma 1 orang yang tahu! Padahal sejarahnya sebagai jalur kereta api pertama Makkah-Madinah, sungguh sangat penting. Baru ada jalur kereta lagi di abad 21!Selain indahnya seni bangunan Turki, tempat ini menyimpan dokumentasi tentang majunya teknologi di masa kejayaan Turki Utsmani. Gak terbayang akan mendapati foto-foto bendungan raksasa! Di seberang stasiun ini ada masjid sangat indah yang juga peninggalan Turki Utsmany.
Habiskan soremu di tempat indah ini. You'll thank me later.
Jadikan Masjid Al-Haram dan An-Nabawi rumah keduamu
Akrabi tiap sudutnya, jelajahi tiap lantainya. Hafalkan tiap lekuknya. Kuasai tiap relungnya. Jangan jadi orang asing di sini. Kamu harus senyaman di rumah sendiri.
Jangan banyak takut ini dan itu. Kalau niat kita semata karena Allah, Allah akan jaga kita. Tidak perlu takut pulang pergi ke masjid haram sendirian. Tidak seperti yang banyak diceritakan orang, pintu-pintunya mudah dihafalkan, peta masjid tersedia di banyak tempat, banyak orang yang bisa ditanya, ada hp untuk menelpon, ketakutanmu tidak beralasan. Above all, ini adalah rumah Allah dan rumah kita, rumahnya orang islam seluruh dunia. Ini adalah tempat di mana kita merasa pulang. We belong here.
- Apps map Masjid Al-Haram with tracker (bluetooth): Al-Maqsad
Aplikasi ini keren banget. Gak perlu internet, cukup nyalakan bluetooth. Ada trackernya, sehingga pergerakan kita bisa terlihat seperti di Google Map. Sangat menolong saya di hari-hari awal di Masjid Al-Haram. Jadi pede banget menjelajah kemana-mana sendirian, gak takut nyasar, biidznillah. Setelah mulai hafal, saya gunakan peta masjid yang tersedia di counter-counter informasi. Lama-lama gak pakai apa-apa lagi, serasa di kampung sendiri. Allah Kariim.
- Tips: luangkan waktu mempelajari peta Masjid Al-Haram. Kenali masjid ini sampai seperti rumah sendiri. Cari tempat favoritmu, own it like the back of your hands.
Saya cuma gabung dengan group ketika thawaf quddum saja (ketika baru datang). Selanjutnya, kemana-mana saya selalu sendiri. Dan itu sangat menyegarkan!
Saya jelajahi setiap sudutnya, semua lantai hingga roof top. Merasakan lelahnya thawaf di lingkaran terbesar itu. Menandai tempat-tempat favorit orang-orang yang menggelar matras untuk tidur, di sudut-sudut dekat tangga yang sepi. Menghafalkan lokasi-lokasi rak sepatu. Merasakan masuk dari semua pintu. It's our home. Our happy place.
Tempat favorit saya ada 2. Yang pertama di lantai dasar selurusan multazam. Di situ ka'bah terlihat sangat besar, tepat di bawah AC yang sejuk, dan dekat dengan tempat wudhu. Yang kedua ada di lantai 1, masih di area di depan multazam. Di sini tidak seramai di lantai dasar dan dekat dengan tangga turun ke tempat wudhu.
Saya hanya bergabung lagi dengan group ketika Ustadz Soffar memberikan tausiyah tiap seba'da subuh. Duduk melingkar di pelataran sambil menanti waktu syuruq dan dhuha, sebelum mobil-mobil pengepel lantai datang membubarkan kami dengan gegap gempita :D
Ikuti halaqah tahsin di Masjid Nabawi
Tiap pagi dan sore di Masjid Nabawi bertebaranlah halaqah-halaqah tahsin oleh guru-guru native. Basically, kita bisa langsung bergabung dengan halaqah yang mana pun. Ada juga halaqah yang didedikasikan khusus untuk pengunjung luar negeri.
Yaa, Nabi.. shallallahu ‘alayhi wasallam, I’m sitting here in your masjid, menuntut ilmu. Seperti para sahabat radhiyallahu ‘anhum dulu menuntut ilmu darimu, melingkar mengkaji Qur’an yang mulia.
Dan saya pun lulus tahsin surat An-Naas, alhamdulillah, senangnyaaaa!
Dan saya pun lulus tahsin surat An-Naas, alhamdulillah, senangnyaaaa!
Enjoy, have tawakkal, have syukr. It’s only you and Allah.
Nikmati pulang kampungmu. Nikmati pulang ke Rabbmu. Bersyukurlah akhirnya Allah pulangkan kamu ke sini. Welcome home.
--------------
Next Chapter: Pearls of Hikmah (1) >>>>
<<< Previous Chapter: Miniature of Judgment Day




Comments
Post a Comment