Skip to main content

Latest Post

Hajj Series part 6: Masa Menunggu, Masa Pembersihan Diri

Masjid Abdullah ibn Abbas r.a., Tha'if Pentingnya periode menunggu ini saya sadari belakangan. Tepatnya 1 pekan sebelum saya berangkat masuk asrama haji. There I was, sitting on my sister's dining table, working on proofreading for NCC's next recipe book. The thought suddenly struck my head. Enam tahun lalu, saya mendaftar haji dalam keadaan pakai jeans ketat dan jilbab lilit-lilit. Hari ini, saya akan berangkat haji dalam keadaan bergamis gelap longgar dan berniqab. Dalam masa enam tahun ini, tanpa terencana, saya mulai mendatangi majelis ilmu. Lalu bertekun di dalamnya. Saya mendapati diri sangat bersemangat mencari ilmu agama dan sangat bahagia di dalamnya. Terkadang pergi sendirian, tidak peduli tidak punya teman. Saya datang ke tadabbur selasa pagi AQL di masjid Pondok Indah dalam keadaan saya seperti itu: jeans ketat, jilbab lilit-lilit. Ketika saya ingat lagi sekarang, betapa saya baru menyadari kebaikan hati para pencari ilmu di majelis itu. Mereka tidak memandang s

Minggu Ketiga Dalam Gua Batman

Hari ini, saya akan bekerja di teras di mana langit biru langsung terlihat dan ricik air kolam menyejuki pikiran yang sudah pasti akan keriting kribo. Saya datang bersama si ganteng ransel hijau khaki. Kali ini kompartemen kamera bukan berisi si Rebel SXi dan 50mm/1.4nya, tapi speedo dan perlengkapannya. Maaf ya, NatGeo, kamu saya lencengkan dari takdirmu.

Ndoey sudah menuangkan adonan brownies ke dalam loyang ketika saya datang dan langsung masuk ke dapur Amel yang seluas aula kelurahan itu. Mak, dia jadi pakai peanut butter, dan... marshmallow!

Dalam pengasingan saya di gua batman saat ini, saya dikejutkan dengan curahan cinta dari teman-teman yang luar biasa baik hati. Dari mulai sms kangen, pesan di wall, inbox, email, ajakan mengerjakan ini dan itu dan kesediaan menunggu hingga waktu saya luang lagi, hingga kiriman makanan kontinyu karena saya memang sering tidak sempat makan. Saya merasa sangat dicintai, terimakasih saya tak akan pernah cukup. Biarkan saya berdoa, agar cinta yang sama mengguyuri balik mereka semua. Limpahkan ya Allah, cintaMu pada mereka, berkali lipat, ya Allah.


Termasuk hari ini, ketika seorang teman yang sangat menyenangkan menarik saya keluar gua dan menyundul saya ke sebuah sudut nyaman di selatan Jakarta. Dia sungguh tau saya sangat suka bekerja di alam terbuka. Melihat awan dan pohon. Merasai tiupan angin dan bisik daun.

Jadi sekarang ini, saya sudah mencapruk di pinggir kolam, menikmati langit dan air dan riciknya, sesekali digoda wangi brownies dari oven di dapur yang terbuka, siap mengganyang bab 6 terjemahan setebal tiga batu bata.

Sore nanti ketika matahari sudah agak sedikit mendekati ramah, saya pikir jenius sekali ide melewatkan jeda waktu dengan berenang hingga American Idol dimulai. Lalu jika hari ini ditutup dengan nonton The Fighter sebelum pulang, tentu akan sempurna sudah. Meski lelah. Dan tanpa Earl Grey tea hangat yang mewah. Serba ah. Halah.

Allah, You're too kind.

Comments

  1. saya baca2 kok gua batmannya gak ada?

    ReplyDelete
  2. @ Kurnia Septa: ah masa sih? coba baca sekali lagi :D

    ReplyDelete
  3. Kelabunya awan mengantar rintik hujan mengusir birunya langitmu, menggodanya ricik air kolam mengikis tebal tiga batamu menjadi satu dan manisnya brownies diakhiri dengan gurihnya mendoan melembutkan kribomu menjadi gelombang.. :p

    ReplyDelete
  4. Itu beneran Candi Boko ya? Gua Batman berlokasi dimana mbak?

    Salam dari mbantul

    ReplyDelete
  5. @ Ndoey: mendoan kurang ajar!
    @ mas_tony: beneran lah mas, itu waktu main-main ke Yogya. love the place so much.
    Gue batman ada di manapun, ketika saya tenggelam dalam timbunan terjemahan yang seperti tak kunjung habis :)

    ReplyDelete
  6. sungguh kalimat2 tak biasamu, selalu menggelitik kalbuku...

    ReplyDelete
  7. Halo, Ibu Cantik
    *menyapa-dari-depan-gua

    ReplyDelete
  8. @ mbak ami: haduh mbak, ini lagi mampet nulis. lagi gak indah nih.
    @ Shirley: hai, hai, ibu lebih cantik *tiup cium jauh*

    ReplyDelete
  9. Mbak Rianaaa...kangen deh..pa kabar...ni Dewi Ps. Aku baru buka blog ku lagi sejak berhenti sementara ngeblog di th. 2009, trus liat komennya mbak Riana..thanks ya, hiks, terharu. Eh ya, aku udah liat buku mbak Riana dkk..hebat euy, inspiring, semoga sukses yaa. Aku sekalian mau nanya cara naro bagian "comment" di blogsome, lupa. Jadinya comment yg ada invisible. thanks before...Salam buat mbak Fatmah, Mbak Dewi Anwar,Mbak Yenni hoki, dll yaa

    ReplyDelete
  10. Dewiiiiiii.... *peluk kenceng sampe sesek*
    Ampuuun deh, betapa kangeeeen..!
    Alamat blogmu aku lupa, hehehe..
    Hayuk donk main ke matraman. Gak mau nyampein salamnya ah, kamu harus ke matramaaaaaan!

    ReplyDelete
  11. hahahahaha...iya niy belum sempet main ke matraman lagi..nunggu waktunya turun gunung ah, baru beredar lagi. Mbak Ri ngetweet gak? follow me @DewheePs duongs (sambil kedip-kedip). Blogku whataday.blogsome.com...udah lama banget gak ke up date..itu juga belum sempet. Bingung pula mau naro kolom "comment"nya gimana, duh ampun deh. Tapi pengen banget bisa nge-blog lagi kok. Kangen baking lagi, tapi kerjaan di tempat yg sekarang menggila siy, susah ada celah kecuali untuk masak buat keluarga aja. Eh ya..akyu udah beli bukunya mbak Riana cs niiiy, inspiring banget.Sukses yaa...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts