Skip to main content

Latest Post

Hajj Series part 6: Masa Menunggu, Masa Pembersihan Diri

Masjid Abdullah ibn Abbas r.a., Tha'if Pentingnya periode menunggu ini saya sadari belakangan. Tepatnya 1 pekan sebelum saya berangkat masuk asrama haji. There I was, sitting on my sister's dining table, working on proofreading for NCC's next recipe book. The thought suddenly struck my head. Enam tahun lalu, saya mendaftar haji dalam keadaan pakai jeans ketat dan jilbab lilit-lilit. Hari ini, saya akan berangkat haji dalam keadaan bergamis gelap longgar dan berniqab. Dalam masa enam tahun ini, tanpa terencana, saya mulai mendatangi majelis ilmu. Lalu bertekun di dalamnya. Saya mendapati diri sangat bersemangat mencari ilmu agama dan sangat bahagia di dalamnya. Terkadang pergi sendirian, tidak peduli tidak punya teman. Saya datang ke tadabbur selasa pagi AQL di masjid Pondok Indah dalam keadaan saya seperti itu: jeans ketat, jilbab lilit-lilit. Ketika saya ingat lagi sekarang, betapa saya baru menyadari kebaikan hati para pencari ilmu di majelis itu. Mereka tidak memandang s

Ingatlah Diriku

Song: Ingatlah Diriku - Chandra feat. Sheila Majid


"Orang bilang, parting is such a sweet sorrow. But a sailor never says goodbye. Saya memang bukan pelaut, tapi saya pun tidak akan mengucapkan selamat berpisah. Saya akan bilang, sampai ketemu lagi. Sampai ketemu lagi di waktu yang lain, kesempatan yang lain. Until then, I remain truly yours. Riana pamit, terimakasih sudah menerima saya dalam ruang dengar anda setiap kali. I love you, I really do. Bubye."
Malam itu, saya menutup siaran terakhir di Bahana. Ah. Ada kesedihan yang manis memang. Ketika pamitan dengan teman-teman, yang melepas saya dalam sedih dan rindu. Saya pun haru dan rindu sudah.

Sebuah CD diberikan Rully untuk saya. Sebuah lagu di dalamnya diperdengarkan ke saya dalam perjalanan pulang. "Ini lagu kita nih, Ri.."
Ingatlah diriku yang pernah ada di sampingmu
ada di waktumu, ada di hatimu
Kuingat dirimu yang pernah hadir di sampingku
temani waktuku, temani hatiku..
"Inget tuh ya, gue pernah ada di samping loe!"

Ah, Rully. Jelaslah saya selalu ingat kamu. Bukankah tidak banyak orang yang bisa bekerja dan bermain bersama dalam kerianggembiraan seperti kita? Kita terdiam menikmati lagu itu, sambil menekuri jalan di malam hari menjelang pintu tol. Lalu ada lagu-lagu yang kita suka di radio. Kebebasan Singiku, Khayalan Halmahera. Kenapa bisa pas berturut-turut seperti itu?

Mobil membelah malam, namun tidak dalam diam. Lagu demi lagu terus menjadi soundtrack perjalanan pulang, meningkahi obrolan ini dan itu; tentang mantan-mantan pacar, radio Motion yang sekarang terdengar lebih asik disimak ketimbang Gen FM, dan gerutu tak sabar ketika CD itu kebanyakan berisi lagu-lagu mellow pengantar bunuh diri.

Partner saya di acara Pelangi itu turun tidak lama setelah kami keluar dari exit Serpong BSD City. Wajahnya begitu upset when we said our goodbyes.

"Gue sebenernya marah sama elo, tau gak!"

Gue tau, Rul! Gue tau banget. Tapi memang planet-planet belum merapatkan diri dalam satu garis lurus. Belum jodoh dalam segala hal. Tapi elo tau, inside, gue tetaplah seorang penyiar, selamanya!

Pintu ruangan divisi Program, oom Joe ngintip


Comments

Popular Posts