Ahmad & Anya
Ahmad adalah keponakan saya. Anya juga. Mereka bersepupu. Mereka lahir dan menghabiskan beberapa tahun pertamanya di rumah yang sama, dan dalam waktu bersamaan, yaitu rumah orangtua saya.
Anya lahir empat tahun setelah Ahmad. Ketika ia lahir, Ahmad adalah seorang kakak yang bangga. Ia menjaga Anya dengan seluruh jiwa. Dalam arti harfiah!
Sewaktu Anya masih bayi, di tiap acara keluarga di mana Anya harus sering ditinggal sendirian di kamar, karena sang Ibu harus mengurus banyak hal, Ahmad adalah bantuan dari Allah. Ia dengan keras menyortir siapa saja yang boleh dan tidak boleh masuk kamar, melindungi Anya dari suara keras keponakan saya yang autis, memastikan Anya selalu nyaman di buaiannya.
Keduanya tumbuh tak terpisahkan. Ahmad akan menggandeng tangan Anya di mal, ikut menidurkannya di malam hari. Ketika ia tertidur di samping Anya, ayahnya akan menggendongnya pindah ke kamarnya sendiri. Dan esok pagi, kalimat pertama yang keluar dari mulut Anya adalah,"Mana kakak Ahmad?"
Ketika Anya terkadang memukul kepala Ahmad, Ahmad yang sabar melindungi kepalanya dengan tangan sambil menunduk. Ia tidak membalas, tidak marah, tidak menangis. Sementara kami para orang dewasa sibuk mendewasakan Anya,"Jangan ya sayang.. Gak boleh.. Kasian kakak kesakitan tuh...," sambil menarik Anya menjauh.
Ketika main di Time Zone, Ahmad dengan sengaja akan membiarkan Anya mencetak goal. Ia menyisiri rambut ikal Anya, menemaninya berenang di kolam yang dangkal.
Anya pun tak kalah memuja Ahmad. Ia akan tertawa keras-keras ketika Ahmad melucu. Jika naik mobil di kursi depan, hanya Ahmad yang boleh memeganginya. Ketika mereka harus berpisah kota (abinya Anya ditugaskan di Surabaya), tak ada hari di mana Anya tidak menyebut nama kakak Ahmadnya.
Saat mereka terpisah jarak Jakarta-Surabaya itulah, kening Anya terbentur lantai dan harus dijahit. Di sela raungan tangisnya di atas ranjang rumah sakit, ia memanggil,"Kakaaaaak.... huhuhu... dede' Anya jatuuuuh... huhuhu...." (Ahmad memanggilnya dede' Anya)
Bagi Anya, kakak Ahmadnya adalah yang paling cakep. Lebih cakep dari Surya, Harry Potter, bahkan dari abinya sendiri yang juga dipujanya! "Cakepan kakak!"
Hingga saat ini, masa-masa liburan atau acara keluarga adalah saat yang ditunggu keduanya. Dan itu agaknya menular pada kami. Saya bukan penggemar acara keluarga, sama sekali bukan. Tapi karena Ahmad dan Anya, saya selalu ingin bertemu seluruh keluarga jika ada kesempatan, semata karena ingin melihat keduanya bertemu dan bermain sama-sama lagi.
We always know that children are such a bless. But I guess I never expect it can go to such extent. They make us better parents, better aunties and uncles. They make us better people.
Huaaaaaaaaaa... indahnya ngerasain kasih sayang antara Ahmad dan Anya..
ReplyDeleteRi, sabar ya.. bentar lagi dikau punya Ahmad & Anya juga.. Aku doain dengan tulus niiih... ;)
masya Allah..subhanallah...how sweet...
ReplyDeletebacanya jadi terharu...salut buat ortunya...alhamdulillah...
riana..nemu blognya nih..
didoain ahmad dan anya lain segera menghiasi rumahnya..amin..
sama2 ngedoain ya riana..doain semoga anak2ku bisa saling sayang...kaya ahmad dan anya..indahnyaaaaa....
ah how sweet, jadi pengen punya ade perempuan :)
ReplyDeleteMba Ri.. Cerita diatas ngingetin aku sama sodara sepupuku. Aku n dia seperti Anya dan Ahmad. Bedanya aku lebih tua 2 tahun dari dia, tapi mungkin karena dia merasa cowo, jadi dia betul2 melindungi aku. Saat2 liburan n kumpul keluarga adalah yang betul2 aku nantikan, begitu jg dia. Sampai saat ini, disaat aku dah berkeluarga, begitu juga dia. Kita kl ketemu masih seru. Ada rasa kangen saat berjauhan. Ikatan bathin masih ada. Indah banget, Mba. Aku ngerasain sendiri.
ReplyDeleteSetelah baca imel mba..aku langsung imel dia, dan aku ceritain apa yg aku baca. Pasti dia senyum.
Ma kasih Mba Ri..
Ya ampunnnn, loetjoe bangettttt !!! It's a heart warming posting u have there...
ReplyDeleteponakan elo cakep2 banget Ri, kenapa elo gak ajak waktu ketemuan sama gue :))
ReplyDeleteVERY VERY NICE BLOG you have!
ReplyDeleteTouching and definitely thoughtful.
Saya akan senang sekali
jika bisa bertaut dengan blog saya.
Saya akan gembira
jika kita bisa menjadi saudara.