Hajj Series Part 17: Beautiful Closure (3) - Some Answered Questions

Untitled
Kebun Kurma wakaf Utsman bin Affan yang masih menghasilkan hingga hari ini

Dua bulan setelah project terjemahan itu selesai, barulah saya menemukan jawaban mengapa saya, tanpa sebab yang jelas, ngotot menyelesaikannya dalam 2 bulan. Padahal klien membebaskan saya untuk menentukan deadline sendiri. 

Here is why.

Di tahun 2011 itu Kerajaan Arab Saudi membatasi kuota haji untuk Indonesia dengan cukup drastis. Semua calon jamaah haji mendadak mendapatkan waktu tunggu yang jauh lebih lama. Biasanya paling lama menunggu setahun, kali ini bisa 3-5 tahun, saat itu.

Saya mendaftar haji di pertengahan Mei dan mendapatkan prediksi waktu tunggu 4 tahun (yang kemudian mulur menjadi 6 tahun). Seorang rekan mendaftar di awal Mei mendapatkan waktu tunggu 3 tahun. Seorang rekan yang lain mendaftar di akhir Mei mendapatkan waktu tunggu 10 tahun! Hanya beda hitungan hari, beda waktu tunggu bisa bertahun-tahun! Siapa yang bisa mengira? Andaikan waktu itu saya mengerjakannya lebih dari 2 bulan, atau santai-santai saja, entahlah berapa tahun saya harus menunggu antrian! Allahu rabbiy, Al Hakiim, Al Kariim, Al ‘Aliim, Al Khabir.

Enam tahun adalah waktu yang tepat untuk Allah mentransformasi saya. Dari kebodohan menuju ilmu. Dari kegelapan menuju cahaya.

Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, niscaya hatimu akan meleleh karena cinta kepadaNya.” - Ibnul Qoyyim Al Jauziyah

Ada satu lagi jawaban yang saya temukan jauh setelah pulang. Tapi kayaknya terlalu multi tafsir untuk dishare di sini, hahaha. Yang pasti, ketika itu terjadi, saya teringat salah satu doa utama saya di tanah suci. Doa paling gak masuk akal. Dan terjawab bertahun sesudahnya, di suatu hari di antara 10 dari pertama bulan Dzulhijjah. Yang nabi s.a.w. katakan, amal sholeh di hari itu lebih baik dari jihad fissabilillah.

Let it be my own, only my Rabb knows. Or, someday when Palestine is free, we’ll talk over coffee. Not a promise (I said “maybe”), but a du’a. May Allah ridha.

Comments

Popular Posts