Work, Friends, Rain

...
TeaHari ini, ngerjain mockup halaman aplikasi web buat klien setia. Di luar, hujan turun gak berenti. Lebat, gerimis, berenti sebentar. Lebat lagi, gerimis lagi, terus begitu. Udara dingin, gak perlu pake AC.

Di project ini, saya kerja bareng seorang teman programmer yang udah lama saya kenal lewat internet. Waktu pertama kenal dia, kurang lebih 8 tahun lalu, saya baru tau bahwa dia dulu satu SMA dengan saya, satu angkatan pula. Teman-teman dia banyak yang teman-teman saya juga, demikian juga sebaliknya. Tapi waktu SMA justru kita gak pernah temenan or kenal.

Saya seneng banget bisa ngerjain project bareng dia. Setelah sekian lama temenan hanya dan hanya lewat internet, mana pake gagal pula ketemuan di Pesta Blogger 2007 kemarin, akhirnya kita bisa ngerjain sesuatu sama-sama. Mudah-mudahan kerjaan kita lancar terus ya, pren, hehehe...

Oya, sinyal rindu saya ternyata terus-terusan membuahkan hasil! Kemarin, sebuah pesan yang masuk ke Facebook saya, bikin saya terlompat kegirangan. Dari seorang sahabat sejak TK hingga kuliah, yang kemudian menghilang begitu saja dari hidup saya, tanpa pesan, tanpa selamat tinggal. It's another story-lah mengenai sahabat saya ini. Kapan-kapan saya akan cerita tentang dia.

Kemudian saya balas pesannya dengan sejuta kata-kata rindu dan ancaman *hehehe* supaya tidak menghilang lagi. Pagi ini, pesan saya dibalasnya. Dan segera saya balas lagi. Saya bahagia tak terperi. Dia tinggal dan bekerja di Bali. Namun mudah-mudahan tidak lama lagi saya bisa segera ketemu dia. Amin.

Beberapa waktu yang lalu, kalau tidak salah, sehari sebelum Idul Adha, sekelar mengajar pegawai kafe di Mampang dan motret Tumpeng Step-By-Step di Matraman, saya pulang sore-sore berdua Nieken. Sore itu adem luar biasa. Iyalah, wong abis hujan. Masih gerimis, tapi berhubung body waterproof, gerimisnya malah dicari :)

Ide jenius sore itu adalah: nyobain lulur di Bloom Spa. Jenius gak? Sebab kocek baru saja terisi penuh, besok libur, semua kerjaan udah selesai, dan sore itu terlalu indah untuk tidak dihabiskan bersama teman baik dan obrolan seru seputar hidup dan cinta.

Maka berjalankakilah dua perempuan, yang mendadak merasa jadi gadis kecil lagi, menyusuri jalan di kawasan Matraman hingga Proklamasi. Merasakan rebas-rebas halus gerimis menjamahi tangan dan kepala, angin dingin menggoyang pucuk-pucuk daun, mengirai butiran hujan yang lama sudah menggantung, meningkahi tawa dan canda tak berkesudahan sepanjang jalan.

Sampai di Bloom Spa, kita berdua sama-sama minta dilulur pakai Coklat, plus private area vaporizing (nahlo!), plus bakar-bakaran aromatherapy yang judulnya: Purifying Mind. "Biar otak loe bersih!" huahaha...

Dan inilah yang dihasilkan selama lulur coklat itu menggrosoki badan:

At The Spa The Lamp
Tea & Lamp Tea

Laah, malah motret!! Sambil gak berenti buka-bukaan rahasia paling gelap dalam hidup masing-masing, huahaha....

Kelar dilulur dan dimacem-macemin, dua perempuan ini, yang sekarang sudah benar-benar jadi gadis kecil lagi, keluar dari spa dengan perut melolong dangdut karena kelaparan. Turun ke restoran Palembang di bawahnya, Putra Sriwijaya. Dua mangkok pindang ikan dengan segera menghuni dua perut kosong yang sontak jadi hangat. Mulut tetep gak berenti ngoceh. Gile, ngomongin apa aja sih kita?

Pulang naik bus(way), tapi gagal, karena bus-busnya kehadang macet semua. Jadi kita barengan naik metromini, kemudian berpisah di Pancoran. See you soon, my friend. Aib apa aja yang udah gue buka ke elo ya? Oh, tidaaaak....

Perasaan sentimentil saya belom hilang. Mungki hilangnya nanti ketika musim hujan juga sudah berlalu. Yah, susyah deh, penggemar hujan.

...

Comments

  1. Mbak.... sampe hari ini gw masih merasakan sensasi pas qt jalan bedua dinaungi awan mendung yg menggayut yg akhirnya disusul dengan rintik hujan. Kapan ya ada kesempatan seperti itu... Miss u much....

    ReplyDelete
  2. gaya tulisanmu makin hari makin kilap aja Ri.
    "Merasakan rebas-rebas halus gerimis menjamahi tangan dan kepala, angin dingin menggoyang pucuk-pucuk daun, mengirai butiran hujan yang lama sudah menggantung, meningkahi tawa dan canda tak berkesudahan sepanjang jalan"
    hatiku basah membacanya, hayahhhh....

    ReplyDelete
  3. Huja itu kan rahmat dari Allah, indah sekali kalau dapat muka-muka kita dibasahi oleh air hujan yg asli lagi tidak dicemari....
    Bagus tulisan kamu, saya yg membacanya ikut-iktutan merasa seolah-olah hujan membasahi wajah polos ku.... salam kenal dari Singapur...Ella

    ReplyDelete
  4. @Lia:
    hayyyaaahhhhh..... :D

    @Ella:
    Salam kenal kembali!

    ReplyDelete
  5. Hi..! Penggemar tulisan mu, inspiring terutama tentang food combining.. salam kenal ya, boleh link ya?

    ReplyDelete

Post a Comment