Jujur itu enak

Pertanyaan klise:
Apa yang bisa kamu tawarkan untuk kami?/Apa yang membuat kamu istimewa dibanding kandidat lainnya?

Jawaban klise:
Saya berdedikasi tinggi, setia, bersedia kerja lembur. Saya memberikan 110 persen diri saya kepada apa yang saya kerjakan.

Jawaban jujur:
Bronis.
Iya. Bronis buatan saya belom ada yang ngalahin sampe sekarang. Nanti saya bawain untuk anda, terutama kalo lagi perlu sesuatu buat nendang suntuk. Kandidat lain mana ada yang mau bikinin? Kalopun mau, gak bakal seenak bronis saya. Gih tanya mereka.

Pertanyaan klise:
Kenapa kamu pengen profesi ini? / Apa sih motivasi kamu?

Jawaban klise:
Karena profesi ini dinamis sekali. Membuat saya terus up-to-date dan tidak berhenti berkembang. Profesi ini juga pelayan masyarakat. Saya ingin bisa memberikan kembali apa yang saya punya kepada masyarakat.

Jawaban jujur:
Waktu kecil saya nonton film serial tv yang judulnya "Shoestring". Tokohnya seseorang yang berprofesi ini. Dia kelihatannya asik banget kerjanya. Saya lantas bercita-cita jadi profesi ini.

Pertanyaan klise:
Di mana kamu lihat diri kamu 5 tahun dari sekarang?

Jawaban klise:
Lima tahun dari sekarang, kondisi ekonomi saya sudah stabil, punya karir yang bagus dan aman, sudah mencapai semua goal jangka pendek saya.

Jawaban jujur:
(sambil meringis 'neg) Mencontek jawaban temen saya, lima tahun dari sekarang saya udah jadi master atas segala hal yang saya eksplor, atau tinggal di got. Mungkin dua-duanya!

Pertanyaan klise:
Apa kekuatan dan kelemahan kamu?

Jawaban klise:
Kekuatan saya, saya orang yang jujur, berdedikasi, menepati deadline, senang belajar, berjiwa pemimpin, logis, problem solver, pengambil keputusan, berkembang di bawah tekanan, tidak suka bergosip, blablabla...
Kelemahan saya, sering mengharapkan orang bekerja sebaik saya (yah gila).

Jawaban jujur:
Saya pelupa. Jadi agenda saya penuh sama things-to-do sampe ke urusan beli garem segala. Saya juga gak ontime. Tapi kecepatan kerja saya 2-3 kali orang biasa, jadi emang gak perlu ontime. Saya hobby tenggo. Karena menurut saya, manusia sehari cukup kerja 5 jam aja, kayak orang Eropa. Toh sisanya juga dipake buat imel-imelan.

Pertanyaan klise:
Kamu bersedia kerja di hari libur besar/hari raya?

Jawaban klise:
Selama itu diperlukan dan untuk urusan yang masuk akal, saya bersedia (sambil tertekan jawabnya, soalnya ngibul).

Jawaban jujur:
Begini ya. Kalo sampe karyawan diperlukan kerja di hari libur besar, berarti manajemen anda buruk sekali. Tapi untuk menjawab pertanyaan, saya bukan hanya bersedia, tapi berharap sangat! Karena: satu, jalanan gak macet. Dua, saya seneng suasana kantor yang sepi. Tiga, jalanan gak macet dan saya suka suasana kantor yang sepi.

Pertanyaan klise:
Kamu akan menjalani masa percobaan 3 bulan. Setelah itu hasil evaluasi akan menentukan apakah kamu layak lanjut atau tidak. Ok?

Jawaban klise:
Ok, ok (sambil manggut-manggut wise-loser).

Jawaban jujur:
Gak hanya perusahaan yang menilai saya donk. Saya juga akan ngeliat, cukup asik gak perusahaan ini buat saya? Dalam tiga bulan saya juga akan memutuskan apakah perusahaan ini layak memiliki saya.

Based on true story (answered honestly and got the job :) ) 


Comments

  1. gimana? jadi diterima? kapan mulainya?

    ReplyDelete
  2. Hehehhe... tob dah. Patut dijadiin panduan jitu utk para pelamar kerja wannabe.

    ReplyDelete

Post a Comment